Waktu menunjukan jam 12 siang dan
tiba tiba hand phone blackberry berkoar. Setelah gua tekan tombol bergambar
telepon berwarna hijau, di seberang line telepon bersuara, “ron, ke kantor, lu besok pagi brangkat ke bali ya!!”. Desssss, hati berasa campur aduk.
Terbayang betapa akan lama gua meninggalkan sosok yang mulai memberi warna pink
di tengah-tengah warna hitam di hidup gua. Sosok yang mulai menyelamatkan gua
dari mati rasa.
Segera gua cari namanya di phone
book dan kembali menekan tombol bergambar telepon berwarna hijau. “tuuuuut….tuuuuut…., maaf nomor yang anda
tuju tidak dapat menerima panggilan”. Spontan jari-jari gua mengetik kata –
kata melalui keypad qwerty itu. “ (namanya
disensor), hari ini bisa ketemu ga? Mungkin bakalan lama lagi kita ketemu setelah
hari ini.”. Detik, menit, jam berlalu tanpa ada getaran di gadget berwarna
hitam milik gua. Kalap, mobil dinyalakan dan segera meninggalkan bokap yang
lagi rapat di kecamatan. Gas diinjak, bagai pembalap F1, melesat cepat di
tengah kemacetan Jakarta .
2 motor, 3 mobil, dan 5 gerobak hamper tercium mobil gua. Sampai rumah, mobil
berganti motor, berharap mobilisasi segera terlaksana dengan cepat.