Tuesday, November 29, 2011

teorema trigger versi muronialism

ternyata teori sebagian orang termasuk saya yang berpendapat bahwa untuk melakukan sesuatu yang dianggap penting dalam hidup seperti tobat, TA, berhenti merokok, berhenti nganggur (minum anggur), dan hal-hal besar lainnya perlu adanya trigger (pemicu) bisa di anggap benar. secara teori, pemicu perubahan ini (saya lebih suka menyebutnya teori menang banyak) berfungsi seperti katalis dalam reaksi kimia. tanpa adanya katalis, reaksi tidak akan pernah terjadi meskipun konsentrasi kedua zat telah mencapai titik jenuh. 

tapi saya tidak sependapat jika untuk bergerak ke arah yang lebih baik kita bersikap menunggu datangnya trigger tersebut. jika hal itu dilakukan maka tak ubahnya kita seperti menunggu durian runtuh. ketika masih di pohon, kita cuma bisa menunggu. dan pada saatnya runtuh, durian itu akan berbahaya bagi keselamatan kita. kenapa kita tidak mencari trigger semisal galah, atau ketapel? menurut muronialism, trigger harus di cari. nah, di postingan ini saya akan menjabarkan macam-macam trigger versi muronialism.

  1. cinta. alasan ini meurut lembaga survey menempati urutan pertama penyebab seseorang melakukan

Saturday, November 12, 2011

bocah produk polusi jakarta, (jakarta lama yang ia rindu)

19 februari 1989, seorang bocah manusia telah lahir diantara jutaan anak manusia, anak jin, anak setan, dan anak hewan yang lahir pada hari itu. Di sebuah huma dipojokan kota jakarta (sekarang daerah itu sudah menjadi bagian dari pusat kota jakarta) si bocah mendendangkan tangis pertamanya. tangisan yang disambut tangis bahagia dari kedua orang tuanya. si bocah ditimang manja, di azani, di nyanyikan lagu-lagu yang pastinya si bocah belum mengerti. kelahiran si bocah ke dunia seperti menjelma menjadi tempat curahan kasih sayang orang tuanya.  

mau tak mau bocah itupun tumbuh, karena memang si bocah diberi makan. Belajar apapun dari apapun dan siapapun. segala polesan kasih sayang maupun penderitaan silih berganti ia terima setiap hari. kedua orang tuanya tanpa henti memberikan yang terbaik, mendidik, memberi filosofi-filosofi dengan satu harapan agar sang bocah menjadi manusia yang baik meski diselimuti lingkungan yang kurang baik. lingkungan ibukota.

disebuah gang yang setiap lima tahun sekali didatangi oleh banjir, bocah yang masih kecil itu mengukir nafas demi nafasnya. udara polusi jakarta menjadi sahabatnya yang setia. yang ia tahu hanyalah bermain dan belajar hal-hal baru yang menurutnya menarik, tanpa beban dan tuntutan. polos, seakan tak peduli apa yang akan ia hadapi nanti. 

si bocahpun memasuki masa sekolah. pagi-pagi si bocah sudah rapi dengan baju seragam dan dasi. belajar mengikat tali sepatu yang selama dua minggu belum bisa ia kuasai. memakan telur dadarnya serta menghabiskan susunya (yang beberapa tahun kemudian si bocah lebih memilih kopi dari pada susu). tak lupa ia mencium punggung tangan kedua orang tuanya. berangkat riang menuju ke sekolah dengan tas yang terlalu besar untuk ukuran tubuhnya, karena memang tidak ada tas yang sesuai dengan tubuhnya yang mungil. bukan karena pelajaran yang membuatnya begitu, tapi karena alasan-alasan khas kanak-kanak seperti main kelereng, main bola, main gimbot, dan permainan khas anak-anak lainnya. 

Friday, November 4, 2011

gradasi antara bahagia dan kecewa

akhirnya tibalah pada suatu titik dimana nafasku berhembus lega
pada suatu diam dimana aku harus memasang tawa
pada suatu gelap dimana aku harus melihat nyata
apa yang seharusnya terjadi, kini ada

    aku tak tahu harus bagaimana?
    tersenyumkah?
    kecewakah?
    bukankah ini yang aku mau?
    entahlah
    semua rasa lebur jadi satu kedalam gradasi warna tak terdefinisi

Wednesday, November 2, 2011

it was on the top of citatah 125

Citatah 125 adalah julukan untuk sebuah tebing di daerah Padalarang, Bandung, tidak jauh dari objek wisata Situ Ciburuy. Bilangan “125” mempunyai arti bahwa tebing ini mempunyai tinggi 125 meter dari dasarnya. Tebing ini menyediakan menu 72 jalur pemanjatan sport dan 3 jalur artificial yang bervariasi dengan berbagai tingkat kesulitan yang menjadikannya guru bagi para pemanjat. Tebing dengan jenis batuan karst atau limestone ini gagah berdiri diantara deru serangan pabrik-pabrik kapur.

citatah 125