Bapakku seorang pegawai negeri sipil biasa. Seperti kebanyakan pegawai negeri, hari-harinya di habiskan dengan bekerja di kantor tiap hari senin sampai jumat. Nah, dua hari liburnya biasa dihabiskan dengan berkumpul bersama keluarga. Sabtu pagi biasanya dia membeli sayuran ke pasar bersama anaknya. Ikan segar, pisang kepok, kangkung, atau berbagai sayuran yang sekiranya tidak sempat dibuatkan ibuku pada hari hari biasanya karena ibuku tidak sempat ke pasar.
Dua anaknya yang bandelnya bukan main juga ikut membantu menyiangi sayuran, memarut kelapa, memegangi ayam hidup yang hendak dipotong, atau mengiris bawang. Ibuku bagian eksekusi masakan setelah semua bahan siap dihajar dalam wajan atau panci. Sambil menunggu masakan matang, aku, bapa, dan adikku biasanya utak atik pot tanaman hias sembari ngopi. Nah, pada momen seperti inilah biasanya kami bertiga bercerita, berkonfrontasi, berdiskusi, bahkan kriminalisai dengan bebas tanpa ibu. Maklum, ibu orang yang lurus, jadi mungkin akan protes ketika ketiga lelaki ini ingin bertindak yang agak nyeleneh seperti mengambil mangga tetangga, ngomongin orang, atau nggodain anak gadis yang lewat.