Sunday, April 7, 2013

PENGABDIAN UNTUK CIMONYONG


                Mentari telah singgah ke peraduannya di ufuk barat bumi. Aku baru saja tiba di base camp panitia, sebuah rumah kecil yang terbuat dari kayu dengan lantainya yang menggantung 50 cm di atas tanah. Kami menumpang rumah warga setempat untuk bermalam sekaligus menjadikannya base camp. Kami di sini, terlibat dalam suatu acara bertajuk pengabdian masyarakat dari Astacala untuk Cimonyong. Mencoba berbagi dengan keterbatasan dan kelebihan yang kami punya.
            
               Dusun itu bernama Karang Sari, namun dahulu kala wilayah tersebut dikenal dengan nama Cimonyong. Konon nama tersebut diperoleh dari perilaku penduduk sekitar yang kerap memajukan mulut mereka (monyong) untuk meniup tungku berbahan bakar kayu kering. Dusun yang indah dengan 3 air terjun dan rimba yang masih terjaga dengan arifnya. Dimana kita bisa mengintip laut di antara bukit yang menjulang. Jauh dari aroma modernisasi dan segenap kemunafikan yang dilahirkannya. Ketika pagi hari, matahari menelusupkan sinarnya dengan indah di sela padi yang mulai menguning.

pemandangan sawah

SD Cimonyong

terasering



Dusun itu seperti terisolir. Akses menuju kesana sangatlah sulit. Jalan berbatu dengan kemiringan hampir 45 derajat terbentang menuju dusun. Namun penduduk disana sudah terbiasa dengan segala rintangan tersebut. Bagai naik jet coaster tanpa asuransi rasanya menumpang sepeda motor warga yang dengan lincah menyusuri jalan diantara tebing dan jurang.

            Mungkin bagi orang lain dusun ini adalah daerah miskin, tertinggal, dan menyedihkan. Tapi bagiku, dusun ini kaya. Lebih kaya dari pada penduduk kota. Lihat saja, mereka tidak perlu membayar listrik untuk menerangi hunian mereka. Itu karena mereka memanfaatkan energi potensial dari air terjun untuk memutar turbin. Mereka tidak perlu membayar PDAM untuk mendapatkan air bersih untuk konsumsi, karena air jernih mengalir beriringan di sungai yang ada di sisi dusun. Dan mereka tidak perlu membeli AC untuk menyejukan udara, semua fresh. Mereka dapat memenuhi kebutuhan mereka dengan mengandalkan hara, karunia sang pencipta.

sungai yag mengalir

jalan menuju air terjun 
            Selama 4 hari kami tinggal bersama penduduk sekitar, panitia disebar ke sejumlah rumah warga untuk tinggal dan merasakan kehidupan di dusun itu. Kami juga mengadakan kegiatan mengajar murid-murid SD, menanamkan pentingnya kelestarian alam kepada jiwa-jiwa muda yang masih bersih. Khusus kelas 4 sampai 6, kami mengadakan acara menginap di sekolah dimana agendanya antara lain belajar, bermain, pemutaran film, dan outdoor games. Selain itu kami mengadakan penyuluhan bagi penduduk sekitar tentang pemanfaatan energi dan efisiensinya. Dan sebagai acara puncaknya adalah peresmian perpustakaan yang bukunya kami peroleh dari hasil sumbangan para dermawan serta sunatan massal.

            Sore itu, setelah lelah bermain bersama murid-murid SD, kami melepasnya dengan bermain voli bersama warga. Keceriaan tak habis-habisnya tersibak pada wajah-wajah kota yang gemar berpetualang ini. Diiringi kilauan pelangi yang mengantung serta awan merah senja yang menjadi latarnya, kami semua menyatu dalam suasana kebersamaan yang hangat.








            Ibu-ibu setempat selalu menyiapkan makanan untuk kami. Jangan bayangkan makanan kota seperti ayam goreng atau rendang. Disini kami mendapati makanan yang lebih enak. Sayur jantung pisang, sayur pisang, tahu dan tempe goreng, pepes ikan mas, leunca, sayur pakis, pepes tahu, dan yang pasti membuat rindu adalah sambal hasil karya ibu-ibu setempat. Rasanya dijamin tidak akan bisa ditemui dimana-mana.

            Satu-satunya yang tidak menyenangkan adalah perpisahan. Betapa kami ingin lebih lama lagi berada disana. Menikmati sejuknya udara, harumnya keramahtamahan, serta kehangatan warga-warganya. Betapa kami akan merndukan tawa anak-anak SD yang kami ajar, aroma nasi yang mengepul, buah karya ibu-ibu dusun Karang Sari. Kami berterimah kasih kepada warga disana atas banyak pelajaran yang mereka berikan. Semoga apa yang kami sedikit tinggalkan disana menjadi sesuatu yang bermanfaat dan akan terus diingat.   

            















No comments:

Post a Comment