Sepertinya
mobil yang ku tunggu tiba. Mini bus silver dengan kaca di samping supir yang terbuka
berjalan lambat menyelinap disela-sela kendaraan yang terparkir, mencari tempat
yang telah kami sepakati sebagai meeting
point. Dan tampak dari kejauhan mobil itu berhenti di sebuah warung yang
berada di area parkir kawasan cibodas, tempat pendaki biasa beristirahat
sebelum memulai pendakian. Tak lama kemudian, beberapa orang keluar dari mobil
itu. Salah satunya adalah seseorang yang membuat udara dingin malam itu
mendadak hangat dan suasana malam yang riuh oleh celotehan para pendaki menjadi
terasa hening di telingaku. Seseorang yang telah lama ku nanti sosoknya dengan
sorot mata sayu yang mampu menyelami setiap seluk kehidupan. Seseorang yang
dengan ajaib memaksa kornea mataku menjadi seperti teropong senapan seorang
penembak jitu yang tak akan melepaskan jangkauan lensa dari intaiannya.
Seseorang yang mampu memutar arah angin hingga menuju ke sisi barat.
![]() |
eidelweiss dengan kompas dan embun yang menggantung |