Mungkin hidup bisa di gambarkan
bagai ribuan puzzle bebas dimana tiap manusia berusaha memecahkan pertanyaan
tentang gambar apa yang sebenarnya. Namun mereka terjebak dalam diorama pikiran
mereka sendiri tanpa tahu apa maksud dari sebuah museum dibuat dan tanpa tahu
apa maksud cerita dari diorama orang lain. Ya, sejatinya kita memang
terperangkap pada kerangka berpikir kita sendiri yang sulit menerka jalan
pikiran orang lain. Wajar bila otak mereka berkeringat menerka pertanyaan yang
dibuat mereka sendiri. “apa sih?”, “ko bisa?”,
“ini maksudnya apa?”, dan ribuan pertanyaan yang hadir seperti tamu pesta
pernikahan yang kita tidak tahu itu siapa dan apa namun tidak bisa kita cegah.
Aku bingung akan beberapa hal. Tulisan
kali ini menggambarkan beberapa pertanyaan singkat dalam hidupku yang tidak aku
mengerti walau telah kukejar, analisa, dan ku kunyah jawabannya.
Aku tak habis berfikir tentang
seekor katak yang bias melompat tinggi. Sesuatu mengurung katak itu dalam
sebuah kotak dengan langit-langit yang rendah selama beberapa satuan waktu. Katak
itu terus melompat dalam kotak selama itu. Dan ketika kotak itu terbuka, kau
tahu apa yang terjadi? Katak itu hanya melompat setinggi langit-langit kotak.
“hey guys, come on!!! kau bisa melompat lebih tinggi dari itu. Kau bisa
melompat ke dahan dahan tinggi dan melihat luasnya dunia, indahnya panorama di
depanmu. Ayolah…!!!! Jangan mengungkung dirimu pada kepahitan masa lalu.”
Dan aku bingung mengapa aku terus
berusaha membuat katak itu mendapat hak kebebasannya.
Aku bingung melihat seseorang
yang diam dengan senyum palsu di depan sebuah pintu yang tertutup. Padahal beberapa
saat kemudian pintu sebelahnya terbuka dengan cahaya yang terang dan aroma yang
menyejukkan. Dan dia tak menoleh ke arah pintu yang terbuka itu sedikitpun. Bayangkan,
sedikitpun.
“Hey dude, can you see?!! Pintu sebelahmu terbuka. Kau bisa masuk dan
hirup segala keanggunan di dalamnya. Ayolah, jangan kau terlalu lama tenggelam
pada pintu yang tertutup itu. Bukankah kau pernah dengar, jika sebuah pintu
kebahagian tertutup maka akan dibukakan pintu kebahagiaan yang lainnya? Tapi kenapa
kau terkungkung?”
Dan aku bingung mengapa aku tarus
mengajaknya masuk.
Aku bingung pada adikku yang tak
mau minum susu lagi karena ketika sekolah dasar ia meminum susu gratis yang diberikan
pihak sekolah, sumbangan dari merek susu ternama dan tak berselang lama dia
keracunan. Muntah-muntah dan demam selama 3 hari.
“hey dek, ayolah!!! Susu itu baik untuk kesehatanmu. Banyak protein dan
lemak yang baik untuk tubuhmu. Bisa untuk menutrisi otakmu. Otak yang
dibutuhkan bangsa ini. Bukankah dulu kita minum susu dari ibu yg sama? Jangan kau
siksa dirimu hanya karena ketakutan bahwa hal menyakitkan di masa lalu akan
terulang jika kau mencoba kembali.”
Dan aku masih menggodanya agar
dia mau minum susu lagi.
Kenapa ada sebagian orang yang
tidak bisa lepas dari kesakitan masa lalu? Apa mereka tidak melihat kebahagian
yang bisa mereka raih? Apa mereka harus dipaksa mencicipi kebahagiaan itu lagi?
Apa yang mereka fikirkan? Terkungkung masa lalu, mengorbankan dirinya sendiri
demi menghamba pada ketakutan semu mereka. Bukankah telah sering rangkaian
kalimat “sebuah kapal akan aman tertambat
di dermaga, namun bukan untuk tujuan itu sebuah kapal dibuat” aku ucapkan
kepadamu? Bukankah sering aku tunjukkan betapa indahnya menantang bahaya rimba
demi melihat puncak gunung yang menggetarkan hati?
No comments:
Post a Comment