Udara Jakarta yang ku hirup masihlah sama. Sama seperti
ketika suatu masa yang merah, yang kental akan gerombolan emosi muda yang
datang dengan mudahnya. Suatu masa ketika rasa bahagia, kecewa, tangis air mata
menjadi suatu racikan sempurna untuk melengkapi lembaran kisah muda. Ketika
lembut cinta pertama kali membelai sanubari. Ketika kemunafikan menjadi makanan
sehari-hari untuk menyembunyikan kebusukan hati. Dan masih tetap sama ketika
pertama kalinya aku meninggalkan semua suasana ibu kota untuk waktu yang lama.
Teringat segala kisah muda yang tercermin dalam setengah
gelas kopi hitam. Tergambar ketika kisah air yang putih bening dan hangat
berubah hitam karena campuran bubuk kopi. Kemudian, berubah ketika datang sang
gula sebagai katalis hingga sesuatu yang hitam itu berubah menjadi manis.
Kenikmatan di balik pekatnya kehidupan.
Dahulu, aku berdiri disini. Cinta datang dan pergi seperti
orang yang tak saling kenal berpapasan di jalan namun mata mereka saling
menatap. Merasakan indahnya merindu dan dirindu oleh seseorang yang
menyayangiku dan aku sayangi. Menikmati saat seseorang menerima perasaan ini
atasnya. Tersenyum ketika waktu yang tidak seberapa namun dilewati bersama.
Hanya dia dan aku, walau entah dia dan aku yang mana serta dia dan aku pada
saat kapankah.
Dahulupun aku tersungkur. Apa yang orang sebut bahagia itu
di cabut entah oleh setan macam apa saat kebersamaan itu harus bertransformasi
menjadi kesendirian. Ketika diantara kami berdua memutuskan untuk kembali
seperti awal. Seperti ketika rembulan belum mengenal sang malam. Kedua
peristiwa itu berhasil memainkin beat hati ini dengan ritme acak hingga
penikmat pertunjukanpun muntah.
Hari inipun aku disini, ditempat yang sama ketika semua
peristiwa itu terjadi. Setelah beberapa lama melangkah meninggalkan sejenak
udara yang sesak akan polutan. Dan sampai hari ini aku masih merindukan ritme
acak yang pernah terjadi ditempat ini. Aku ingin sekali muntah, keluarkan semua
yang aku minum.
Karena keadaan yang kini ku hadapi adalah berada di setengah
botol minuman keras yang terminum. Aku ingin habiskan dan muntah setelah itu
mengantuk dan tidur dibanding bersih namun tak bisa melakukan apa-apa. Aku
ingin sekali merasakannya, lagi.
Haram saudara, haram :D
ReplyDelete