camp peserta ALA |
ALA9 yang diikuti bukan hanya dari kampus ITTelkom tetapi juga dari kampus lain seperti IMT dan Poltek Telkom ini diselenggarakan pada tanggal 24-25 september 2011. Sedari mentari pagi mengintip di balik singgasana fajar, para peserta sudah mulai berdatangan ke depan wall Astacala tempat pembukaan ALA9 diadakan. Setelah registrasi dan mendapatkan kaos ALA9 serta tenda, peserta berbaris rapih dengan wajah antusias berjajar berkelompok. Setelah beberapa patah kata dari ketua Astacala dan ketua ALA9 para peserta memasuki bus yang akan mengantar mereka ke tempat dimana segala keruwetan akan dilepaskan. Setelah semua siap, bus tentara yang terlihat kekar itupun berangkat dengan wajah-wajah bersemangat didalamnya.
barisan peserta |
jalur treking |
Satu jam sudah perjalanan, tibalah mereka di tempat camp. Mata mereka berbinar, wajah mereka sumringah karena di depan mata mereka terhampar air terjun yang sejuk. Ya, tempat mereka tidur atau mungkin tidak bisa tidur nanti malam adalah tepat di depan air terjun. Suaranya yang riuh memainkan melodi misterius yang menenangkan jiwa. Setelah mereka diberi waktu istirahat untuk menghisap oksigen bebas dalam keadaan santai, merekapun mulai mendirikan tenda. Setiap tim berlomba mendirikan tenda dome dengan waktu secepat-cepatnya. Mereka yang rata-rata belum mahir mendirikan dome terlihat antusias melakukan kegiatan yang tergolong baru bagi mereka. “ka, tendanya ko susah diriinnya?” kata jody, salah seorang peserta. Dia merasa kesulitan dengantenda yang bagian bawahnya rusak, namun hal-hal ini menjadi keseruan tersendiri. keseruan yang dibumbui canda tawa mereka membuat situasi di camp peserta semakin asik. Setelah selesai mendirikan dome mereka diberi kesempatan menikmati dinginnya air terjun. Beberapa dari mereka tidak ragu-ragu lagi untuk membasahkuyupkan pakaian mereka. Dingin tidak lagi menjadi halangan bagi mereka.
acara malam |
Pagi mulai merangkak mengantarkan matahari menyinari seisi lembah. Curug sawer masih gagah mengaliri sungai di sisi camp peserta. Mata-mata yang sayu itu belum sepenuhnya bangkit. Namun dengan sabar panitia membangunkan mereka pertanda keceriaan belum usai. Pagi itu diisi dengan senam peregangan otot-otot yang tegang akibat kegiatan sehari kemarin. Seusai sarapan yang ditemani udara lembab pagi hari, panitia dan peserta berkemas untuk acara selanjutnya. Berbaris rapi dengan rasa penasaran tentang pengalaman apa yang menunggu mereka didepan. Satu persatu tim berangkat mengikuti marker yang telah dipersiapkan menuju pos-pos pemberhentian. Jalan menanjak, semak di kiri kanan mereka, kanopi hutan hujan yang kaya akan nutfah alam, bercampur menjadi satu dengan kecerian dan pelepasan beban pikiran. Setiap pos mereka lalui, pos-pos yang diisi dengan permainan-permainan ala outbond khas Astacala. Di tengah perjalanan mereka disambut birunya danau situ gunung dan di tantang untuk mengarunginya dengan perahu karet. Di penghujung perjalanan mereka menanam bibit pohon sebagai cerminan balas budi mereka pada alam yang paling tidak selama dua hari ini memberikan pemahaman berharga betapa indahnya harmonisasi dengan alam.
Lelah tak terelakkan lagi menyentuh tubuh mereka. Disebuah desa bernama Cikaramat mereka bersantap siang mengisi kembali tenaga yang terkuras. Di desa ini mereka disuguhi kesenian khas serta dapat menyaksikan langsung proses pembuatan anyaman dan gula aren yang ditunjukan warga setempat. Merekapun dapat mencicipi segarnya minum air yang diambil langsung dari mata air yang dianugrahkan oleh sang pencipta pada desa tersebut. Segar memang, namun waktu tidak memungkinkan mereka untuk lebih lama lagi disana. Siang menjelang sore, pesertapun melanjutkan trekking selanjutnya menuju pintu masuk situ gunung. Suasana pegunungan dan sejuknya hutan tidak jengah menemani perjalanan mereka hingga situ gunung. Sesampainya di situ gunung, peserta mengikuti acara penutupan dan pengumuman pemenang games-games yang diadakan di pos-pos. Inilah saat terakhir peserta menikmati kearifan alam dengan segala kenikmatannya. Udara, panorama, kabut, bukit, semua adalah pelajaran berharga yang bisa kita tarik sendiri kesimpulannya.
Peserta beranjak ke bis masing-masing dengan muka lelah namun sumringah. Berakhirlah acara ALA9, namun ini bisa menjadi awal pemikiran kita bahwa betapa indah dan nikmatnya harmonisasi dengan alam. Apa yang mereka alami sekarang akan terus berkembang menjadi suatu cerita di kehidupan mereka masing-masing. Hanya ini yang bisa kami berikan, sebuah pengalaman untuk mereka ceritakan kepada lebih banyak generasi tentang kearifan alam yang harus kita jaga dan lestarikan. Salam lestari…
No comments:
Post a Comment